Di suatu siang Tanti berulang kali memandangi selembar kain di hadapannya. Sementara itu tangan kanannya menggenggam canting untuk membatik, isinya adalah malam atau lilin yang dicairkan.
"Ternyata bikin batik itu susah ya? Kirain tinggal ngikutin sketsa yang sudah ada aja. Ini dari tadi lilinnya mblobor kemana-mana," katanya. Ia sedang mengikuti Workshop Membatik di Museum Sejarah Jakarta, Sabtu 23 Agustus 2014.
Workshop membatik ini diselenggarakan sebuah lembaga pelatihan membatik yang bernama 'Mbatik Yuuuk', yang merupakan bagian dari Festival Seni Budaya Nusantara (FSBN) yang digelar di kawasan Kota Tua, Kamis-Minggu 21-24 Agustus 2014.
Acara yang diikuti puluhan peserta dari berbagai usia yang dengan antusias menyelesaikan batik hasil karya sendiri. Kepada setiap peserta, panitia memberikan selembar kain panjang yang sudah diberi sketsa motif. Setiap kelompok peserta terdiri dari empat hingga lima orang.
Ada satu kompor kecil untuk masing-masing kelompok, dimana di atasnya ditaruh wajan kecil untuk melelehkan malam atau lilin khusus untuk membatik.
Salah satu peserta bernama Lisa Joe, adalah pemilik galeri gorden di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ada juga Ny Joeke Pamoedjo, pengurus Komunitas Cinta Berkain (KCB). Meski ia adalah salah seorang panitia FSBN, tak menghalangi Joeke untuk ikut belajar membuat batik. Menurutnya ia baru pertama kalinya bikin batik. Ia mengakui prosesnya cukup rumit dan butuh ketenangan dalam pengerjaannya. Bukan sekadar menggambar motif pakai canting, tapi ada nilai-nilai terkandung di dalamnya.
Setelah proses membuat gambar atau motif batik, semua peserta melanjutkan ke proses pencelupan untuk pemberian warna.
Semua peserta dengan tekun menyimak penjelasan pihak panitia tentang cara memberi warna pada kain batik. Proses akhir yaitu yang dinamakan 'mlorot', yakni berarti merontokkan lilin yang digunakan untuk membatik. Setelah selesai, kain batik yang berwarna merah terang itu dijemur di terik matahari. Pada akhirnya boleh dibawa pulang oleh masing-masing peserta.
Workshop membatik ini terlaksana berkat adanaya dukungan dari KCB sebagai komunitas yang mengampanyekan budaya berkain untuk wanita Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar